Kamis, April 30, 2009

Sajak-Sajak Arief Hidayat

SAJAK ARIF HIDAYAT



Ingatan tentang Sawah I


sawah-sawah itu kini menjelma rumah
ada catatan tentang luka yang terpendam
seperti burung dan belalang
yang kering kerontang kehilangan hijau

di tiap musim layang-layang
dan hujan telah membenci kita

pada benang layang-layang
kurasakan angin mencari sesuatu yang alpa
di ujung-ujung padi
tempat tahun dan kehidupan tumbuh

tapi ladang telah terkubur
bersama nasib yang patah
di kedalaman waktu

2008-2009




Ingatan tentang Sawah II


tempat kakek dan nenek berpijak
menanam padi dan mewariskan kehidupan
makin memudar dan kering
aku hanya memakan sampah yang pedih
dan mewariskan sawah di dalam album

2008-2009




Sebagai Catatan


mengalir dari mata dan tubuhku
setiap waktu berganti
—duka, atau sebuah rahasia—
di antara kesunyian dan keriuhan
kata-kata mengendap di kepalaku
mengeras menjadi karang

sebagai catatan tentang ruang-waktu
seperti surat-surat hijau
sajak terlahir sebagai dunia
yang asing dan singkat
seperti maut yang tiba-tiba

2008-2009




Doa untuk Esok Hari


semoga bisa kusimpan zaman ini
di dalam puisi
sebuah jalan yang panjang
penuh dengan gerimis dan panas

di sebuah perempatan
di antara lambaian tanganmu
dedaunan dan waktu berguguran
membuat kenangan kita berserakan
di sepanjan jalan
masa lalu kita membusuk

oh Tuhan, perkenankanlah aku
memotret kehidupan di dalam puisi
agar aku mengenalMu lebih dekat
dan merasakan cahaya cinta
yang tersimpan di dalam dada. amin.

2008-2009




Di Pergantian Musim


pergi ke luar rumah
pergi mencari diriku di luar sana
barangkali asyik dan menyenangkan
tapi, cuaca cukup nakal

aku menangis sambil terbatuk-batuk
dengan panas yang mengigil
segeralah aku berbaring
menjadi musim
supaya tidak berganti-ganti
supaya cuaca tidak nakal lagi

2008-2009




Ramah Sakit


tak tahu aku ramah sakit
yang menguras kesabaran
padahal aku rutin meminum doa
supaya lekas kaya
tetapi aku tetap ramah dengan sakit

2008-2009




Perubahan

perubahan telah menaikkan darahku
dengan menaikkan suhu dalam kepalaku
hingga mendidihkan semua kata-kata
dari dasar dada

2008-2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar